1. Proses
Produksi Listrik Tenaga Kerja Panas Bumi
Reservoir
Energi panas yang dimiliki oleh uap air pada dasarnya
berasal dari magma yang bertemperatur lebih dari 1200oC ini
mengalirkan energi panasnya secara konduksi pada lapisan batuan impermeable (tidak
dapat mengalirkan air) yang disebut bedrock. Diatas bedrock terdapat
bantuan permeable yang berfungsi sebagai aquifer yang berasal
dari air hujan, mengambil energi panas daribedrock secara konveksi
dan induksi. Air panas itu cenderung bergerak naik ke permukaan bumi akibat
perbedaan berat jenis. Pada saat itu air panas bergerak ke atas, tekanan
hidrostatisnya turun, dan terjadilah penguapan. Karena diatas aquifer terdapat
batuan impermeable, yang disebut caprock, maka terbentuklah sistem vapor
dominated reservoir.
Proses Produksi Listrik Tenaga Kerja Panas
Bumi
1.
Uap dari sumur mula-mula dialirkan
ke steam receiving header (1), yang berfungsi menjamin pasokan
uap tidak akan mengalami gangguan meskipun terjadi perubahan pasokan dari sumur
produksi.
2.
Selanjutnya setelah melalui flow-meter (2),
uap dialirkan ke separator (3) dandemister (4)
untuk memisahkan zat padat, silika, dan bintik-bintik air yang terbawa di
dalamnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya vibrasi, erosi dan
pembentukan kerak pada sudu dan nozzle turbin.
3.
Uap yang telah bersih itu dialirkan
melalui Main Steam Valve / Electrical Control Valve / Governor
Valve (5) menuju ke turbin (6). Di dalam turbin uap itu berfungsi
untuk memutar sudu turbin yang dikopel dengan generator (7) pada kecepatan 3000
rpm. Proses ini menghasilkan energi listrik dengan arus 3phase,
frekuensi 50 Hz dan tegangan 11,8 kV.
4.
Melalui step-up transformer (8),
arus listrik dinaikkan tegangannya hingga 150 kV, selanjutnya dihubungan secara
paralel dengan sistem penyaliran Jawa-Bali.
5.
Agar turbin bekerja secara efisien,
maka exhaust steam yang keluar dari turbin harus dalam kondisi
vakum 0,10 bar, dengan mengkondensasikan uap dalam kondensator (10) kontak langsung
yang dipasang di bawah turbin. Exhaust steam dari turbin masuk
dari sisi atas kondenser, kemudian terkondensasi sebagai akibat penyerapan
panas oleh air pendingin yang diinjeksikan olehspray-nozzle. Level
kondensat dijaga selalu dalam kondisi normal oleh dua buahcooling water pump (11),
lalu didinginkan dalam cooling water (12) sebelum
disirkulasikan kembali.
6.
Untuk menjaga kevakuman kondenser, gas
yang tak terkondensasi harus dikeluarkam secara kontinyu oleh sistem ekstraksi
gas. Gas-gas ini mengandung CO2 85-90% wt, H2S 3,5%
wt, sisanya adalah N2 dan gas-gas lainnya. Di Kamojang dan
Gunug Salak, sistem ekstraksi gas terdiri atas first-stage, second-stage dan liquid
ring vacum pump. Sistem pendinginan di PLTP merupakan sistem pendingin
dengan sirkulasi tertutup dari hasil kondensasi uap, dimana kelebihan kondensat
yang terjadi direinjeksikan kembali ke dalam sumur reinjeksi (14).
7.
Prinsip penyerapan energi panas dari air
yang disirkulasikan adalah dengan mengalirkan udara pendingin secara paksa
dengan arah aliran tegak lurus, menggunakan 5 forced drain fan.
Proses ini terjadi dalam cooling water.
8.
Sekitar 70% uap yang terkondensasi akan
hilang karena penguapan dalamcooling water, sedangkan sisanya
diinjeksikan kembali ke dalam reservoir (15). Reinjeksi
dilakukan untuk mengurangi pengaruh pencemaran lingkungan, mengurangi ground
subsidance, menjaga tekanan, serta recharge water bagireservoir.
Aliran air dari reservoir disrikulasikan kembali oleh primary
pump(16).
9.
Kemudian melalui after condenser dan inter
condenser (17) dimasukkan kembali ke dalam reservoir.
Pada prinsipnya cara kerja PLTP hampir sama dengan
cara kerja PLTU, tetapi pada PLTP tidak menggunakan boiler karena
uapnya sudah ada dari alam. Oleh karena itu, uap yang didapat dari alam maka
uap tersebut mengandung zat-zat yang sebenarnya tidak diperlukan untuk
menggerakkan turbin dan zat-zat tersebut kemungkinan dapat mengganggu kerja
turbin dan akhirnya dapat merusakkan turbin. Oleh karena itu di PLTP Kamojang
ada pemeliharaan secara periodik untuk memelihara dan membersihkan sudu-sudu
turbin agar turbin tersebut dapat terus beroperasi.
Prinsip kerjanya adalah uap yang didapat dari sumur
pengeboran pertama ditampung di receiving header kemudian
dibagi untuk setiap unitnya tergantung dari beban yang dibutuhkan. Kemudian
untuk mendapatkan uap kering, uap tersebut disalurkan ke separator dan demister melalui isolation
valve. Kemudian uap tersebut disalurkan ke pipa pancar untk memutar turbin.
Turbin tersebut dikopel dengan generator, maka generatorpun turut berputar.
Dengan berputarnya generator dan terpenuhi persyaratan listriknya, maka
generator akan menghasilkan tenaga listrik sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan. Selanjutnya dari generator disalurkan ke transformator untuk
kemudian tegangan listrik yang diperoleh dapat disalurkan ke switch-yarduntuk
selanjutnya disambungkan ke jaringan listrik interkoneksi.
Uap bekas turbin selanjutnya didinginkan dengan air
pendingin supaya mengembun dan menjadi air kondensat. Karena pembangkit listrik
berada di daerah pegunugan, untuk mendinginkan air dipakailah suatu cooling
tower, sehingga nantinya air tersebut dapat dipergunakan kembali untuk
mendinginkan uap bekas tersebut. Sehingga dapat kita lihat bahwa sistem
pendinginannya tersebut merupakan sistem tertutup dimana air hasil kondensasi,
didinginkan dan kemudian dipergunakan kembali untuk mengkondensasi uap bekas
selanjutnya. Sehingga dalam proses tersebut tidak perlu mengambil air dari
persediaan sungai atau danau, kecuali pada saat memulai pengoperasian
pembangkit.
2. Komponen-Komponen
Utama Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Panas Bumi Kamojang
Berikut pengelompokan proses pembangkit listrik secara
garis besar pada beberapa komponen utamanya.
Sistem
Pasokan Uap (Sumur Uap)
Produksi sumur uap yang dikelola Pertamina disalurkan
ke unit pembangkit melalui pipa-pipa, dan peralatan tambahan seperti
katup-katup. Katup-katup dapat berada di kepala sumur seperti : master-valve, service-valve, vertical-discharge-valve, orifice, bleed-valve, cellar dan repture
dice.
- Master-valve dan service-valve dioperasikan
pada posisi penuh (dibuka) bila unit beroperasi dan ditutup bila unit tidak
beroperasi.
- Orifice berfungsi untuk membatasi tekanan dan jumlah
uap, sesuai dengan kebutuhan.
- Bleed-valve berfungsi
untuk pemanasan pipa sehingga tidak menimbulkan korosi dan mencegah matinya
sumur uap.
- Repture
dice berfungsi sebagai pengaman akhir dari kepala sumur bila terjadi
kelebhan tekanan dalam pipa transmisi, karena sistem pelepasan uap tidak
bekerja.
- Vertical-discharge-valve
berfungsi untuk membersihkan uap dari partikel-partikel / kotoran-kotoran dari
dalam sumur uap masuk unit pembangkit, hal ini dilakukan apabila sumur uap lama
tidak dioperasikan atau baru dioperasikan.
- Cellar berfungsi
untuk menahan berat peralatan dan sebagai tempat dimana katup kepala sumur
dipasang setelah pengeboran selesai.
- Pipa transmisi berfungsi untuk menyalurkan uap dari kepala sumur ke
pembangkit.
Untuk
menghasilkan daya listrik sebesar 140 MW, maka secara keseluruhan diperlukan
uap sebayak 1024,19 ton/jam. Untuk mendapatkan uap sebanyak itu telah tersedia
25 buah sumur uap dengan total produksi uap 1453 ton/jam.
Unit
1 : 30 MW = 244,19 ton/jam
Unit
2 dan 3 : 2 x 55 MW = 2 x 390 = 780 ton/jam
Tekanan
uap masing-masing = 6.5 bar absolut dengan temperatur 161,9oC
Vent
Structure
Pada sistem penyaluran uap untuk keperluan PLTP
dilengkapi dengan bangunan pelepasan uap dengan peredam suara. Alat ini
dilengkapi dengan katup-katup pengatur yang sistem kerjanya secara pneumatic,
biasanya dioperasikan secara manual maupun otomatis dari ruang kontrol.
Peralatan
ini berfungsi :
- Pengatur
tekanan agar tekanan uap yang masuk ke turbin selalu konstan.
- Katup
pengamannya yang akan membuang tekanan lebih, apabila terjadi-sudden trip.
Receiving
Header
Steam header adalah
merupakan tabung silinder berdiameter 1.800 mm dan panjang 19.500 mm. Alat
tersebut dipergunakan untuk menampung uap dari beberapa sumur produksi melalui
pipa transmisi, dengan demikian apabia diluar dugaan ada kerusakan atau
perbaikan salah satu sumur, tidak akan mengganggu operasi dari unit pembangkit.
Pada
tabung receiver juga dilengkapi dengan pengendalian tekanan
uap, ini dimaksudkan agar tekanan uap yang diperlukan untuk memutar sudu-sudu
turbin senantiasa tetap. Sehingga apabila terjadi kelebihan uap akan membuang
kelebihan uap secara otomatis, melalui katup pengatur uap.
Jalan
masuk header yaitu jalur pipa kepusat katup pengatur
berdiameter 800 mm, sedangkan untuk yang suplai uap berdiameter 600 mm.
Separator
Separator berfungsi
untuk membersihkan / menyaring uap dari partikel-partikel berat, karena uap
yang untuk keperluan benar-benar harus terbebas dari kontaminasi.
Separator yang digunakan adalah jenis “Cyclon”,
artinya aliran uap yang masuk ke separator akan berputar
kemudian dengan pengaruh gaya sentrifugal partikel-partikel berat akan
terlempar jatuh ke bawah, sementara uap yang sudah bersih akan mengalir
ke demister (mist eliminator).
Demister (Mist Eliminator)
Demister adalah
sebuah peralatan berupa tabung berukuran 14,5 m3, di dalamnya
terdapat kisi-kisi dari baja yang berfungsi untuk mengeliminasi butir-butir air
yang terbawa oleh uap dari sumur-sumur panas bumi.
Demister berfungsi sebagai penyaring untuk mencegah
terjadinya masalah dalam turbin, penyaringan ini sangat efektif dan efisien
untukmengurangi terjadinya carry-over Cl, SiO2, Fe,
Fe2O3, masuk kedalam turbin. Beberapa alasan untuk
mengurangi defosit dalam turbin penyaringan (corrugated plate) ini
adalah sebagai berikut:
a.
Pada separator yang menggunakan
sistem cyclone-centrifugal-type, pemisah antara uap dan air panas
didasarkan pada perbedaan yang terjadi antara uap dan air panas didasarkan pada
perbedaan yang terjadi dari gaya sentrifugal dan berat jenis antara air dan uap
jenuh, akan tetapi pemisahan tersebut tidak dapat secara sempurna
memisahkan moisture (uap lembab) dari uap jenuh tersebut.
b.
Dengan mempergunakan corrugated-plate (penyaring) moisture dapat
dipisahkan dengan uap jenuh sedemikian rupa sedemikian rupa sehingga kebasahan
uap dapat diperkecil. Dengan cara ini pemisahan didasarkan dari perbedaan
inersia antara air dan uap, dan juga didasarkan dari daya lekat permukaan basah
dari corrugated-plate tersebut. Di dalam demister ini
kecepatan uap menurun sehingga didapat efek pemisahan yang bertambah baik.
Katup
Pengatur (Governor Valve)
Dua katup pengatur dipasang pada masing-masing pipa
uap masuk kiri dan kanan dari turbin. Katup bekerja dengan sistem hidraulik,
yang diatur oleh pengatur governor turbin sebagai respon dari putaran turbin
atau adanya perubahan beban. Sedangkan dalam keadaan darurat, katup-katup
tersebutdapat segera menutup secara otomatis.
Pada
peralatan katup pengatur ini dilengkapi dengan suatu sistem untuk melakukan “steam
free test”, yakni suatu kegiatan menutup atau membuka katup yang dilakukan
secara periodik, pada saat operasi dengan maksud agar tidak terjadi kemacetan
pada katup.
Pada
saat unit trip dalam keadaan darurat, governor valve tertutup
secara otomatis, katup ini juga dapat dibuka dan ditutup secara manual pada
katup sesuai keinginan kita. Steam free test ini dapat
dioperasikan secara otomatis, pada saat steam free test dioperasikan
dari pengatur saklar, swing-check-valvedan main-stop-valve akan
tertutup secara berurutan setelah governor valvemenutup, sehingga
semua katup-katup tersebut atau berarti semua ECV dan MSV telah selesai ditest.
Katup
Utama (MSV dan ECV)
Suplai uap yang menuju ke kedua governor valve terlebh
dahulu melalui 2 buahstop valve (MSV dan ECV) yang terpasang
berderetan, seperti telah dijelaskan di atas, katup-katup tersebut dioperasikan
secara hidraulik, katup-katup ini dapat dibuka dan ditutup secara manual dengan
saklar-saklar pada Turbine Control Panel (TCP) atau pada katup
itu sendiri dengan cara memasukkanhandle dan memutar sesuai dengan
keinginan kita. Katup tersebut akan bekerja secara otomatis yang akan menutup
pada saat unit trip secara darurat.
Pada
waktu turbin start, katup-katup ini harus dioperasikan secara manual untuk
operasi turbin. Katup-katup ini dapat ditest terhadap kemungkinan adanya
kemacetan (akibat kotoran/kerak) dengan menggunakan steam-free-test,
pengoperasian alat ini akan menyebabkan tertutupnya secara berurutangovernor
valve, kemudian ECV. Pada saat pengoperasian steam-free-testoperator
dapat mengecek apakah terjadi kemacetan dengan memperhatikan posisi katup
seperti diperlihatkan sinyal berupa lampu di Turbine Control Panel(TCP).
Beberapa
fungsi dari katup utama adalah :
- Mengisolasi
uap dengan katup pengatur.
- Mengatur
putaran turbin pada saat mulai dijalankan.
- Sebagai
pengaman dalam keadaan darurat.
Konstruksi
dari katup utama adalah “Swing Check Valve Type” yang dapat dioperasikan
secara remote dari ruang control maupun lokal dan manual. Pada saat keadaan
darurat katup ini dapat menutup secara otomatis.
Turbin
PLTP Kamojang menggunakan turbin jenis silinder
tunggal 2 aliran (single cylinder double flow) yang terdiri dari
masing-masing lima tingkat, 2 tingkat pertama turbin aksi dan 3 tingkat
berikutnya turbin reaksi. Yang membedakan tingkat aksi dan reaksi adalah : pada
tingkat aksi, ekspansi uap atau penurunan tekanan terjadi pada sudu tetapya
saja, sedangkan turbin tingkat reaksi ekspansi uap terjadi pada sudu tetap
maupun pada sudu geraknya.
Turbin
dilengkapi dengan :
1.
Main Stop Valve dan Governor Valve, yang berguna
untuk mengatur jumlah aliran uap.
2.
Barring Gear (Turning Gear), berguna untuk memutar
poros turbin sewaktu unit dalam keadaan berhenti agar tidak terjadi distorsi
pada rotor akibat pendinginan yang tidak merata.
3.
Bantalan aksial, yang berguna untuk
menahan gaya aksial yang terjadi.
Selain itu walaupun turbin sudah di desain dan dibuat
dengan pertimbangan yang menyangkut keamanan dan kehandalan alat, tetapi
kemungkinan terjadinya kerusakan karena kesalahan operasi atau
gangguan-gangguan yang tidak diharapkan akan merusak unit, maka turbin
dilengkapi dengan alat-alat pengaman, seperti over-speed trip, lub-oil
trip dan lain-lain.
Sistem
Uap Bantu
Yang dimaksud dengan sistem uap bantu disini adalah
penyediaan uap untuk mengoperasikan alat penghampa gas (Jet Gas Ejector)
dan sistem uap perapat (Gland Steam System). Alat penghampa gas
berfungsi mengeluarkan gas-gas yang tidak terkondensasi yang berasal dari
sumur-sumur panas bumi dan terakumulasi dalam kondensor pada mode operasi
normal.
Sedangkan
sistem uap perapat adalah suatu sistem uap perapat pada ujung-ujung poros
turbin, dimana disini terdapat suatu alat untuk menghisap uap perapat dari
udara. Uap bantu tersebut berasal dari salah satu pipa utama,
kemudian dialirkan pada sistem penghampa gas dan sistem dari penghisap uap
perapat udara.
A.Sistem
alat penghampa gas (Gas Ejector System)
Seperti telah diketahui uap panas bumi mengandung
gas-gas yang tidak dapat terkondensasi di dalam kondensor (uap di Kamojang
mengandung gas-gas yang tidak terkondensasi kurang lebih 1,5 % per satuan berat
dari uap yang dialirkan), fungsi dari gas ejector ini untuk mengeluarkan
gas-gas tersebut dari dalam kondensor kemudian membuangnya ke atmosfer, sebab
bila misalnya gas-gas tersebut tidak dikeluarkan, gas-gas yang tidak
terkondensasi akan mengakibatkan tekanan kondensor naik.
Pembuangan
gas-gas yang tidak terkondensasi tersebut sangat penting untuk mempertahankan tekanan
vakum di dalam kondensor.
Alat
penghampa gas yang digunakan terdiri dari 2 tingkat :
Tingkat 1 : Yaitu yang
berkemampuan hisap sampai 0,093 bar absolut dan tekanan keluar 0,435 bar
absolut.
Tingkat 2 : Yaitu yang
berkemampuan hisap 0,41 bar absolut dan tekanan keluar 0,99 bar absolut.
Campuran uap yang tidak terkondensasi dari alat
penghampa gas tingkat I, di dinginkan dengan air dari pompa-pendingin antar
primer (Primary Inter Cooler Pump). Air dan uap yang terkondensasi masuk
ke dalam kondensor karena beda tekanan. Sedangkan gas yang tidak terkondensasi
terhisap oleh alat penghampa gas tingkat II.
Campuran uap penggerak alat pelepas dengan gas
didinginkan dalam kondensor tingkat II (After Condensor), dengan air
pompa pendingin-antara primer. Air dan hasil kondensasi tahap ini juga masuk
dalam kondenser karena beda tekanan dan gas yang tak terkondensasi di buang ke
udara bebas.
B.
Sistem uap preparat (Gland Steam System)
Yang di maksud dengan uap preparat adalah sistem
penyediaan uap pada ujung-ujung poros turbin untuk menjaga agar udara tidak
masuk ke dalam turbin, karena kondisinya yang hampa. Agar uap yang berada di
dalam ruang preparat tidak keluar dan selanjutnya tidak mencemari ruang gedung
pembangkit (power house), maka uap tersebut di hisap oleh penghisap uap
preparat dan udara akan di buang ke udara melalui cerobong pipa.
Ejector Gland Steam menjaga
adanya vakum pada saluran masuk uap preparat yang masuk pada ruang turbin.
Mengalirnya uap ke gland dan ke ejektor hanya dapat diatur secara lokal membuka
dan menutup katup yang di putar dengan tangan pada saluran pipa. Lampu announciator di
TCP atau UCD akan menyala bila gland steam tekanannya terlalu
rendah atau terlalu tinggi.
Penggunaan steam ejector sebagai alat
untuk mengeluarkan gas-gas yang tidak mengembun di dalam kondensor pada PLTP,
mempunyai kuntungan-keuntungan sebagai berikut :
1. Kehandalan
tinggi.
2. Konstruksinya
sederrhana.
3. Mudah
pengoperasiannya.
4. Mudah
pemeliharannya
5. Harganya
efisien.
Beberapa kerugian adalah tidak cocok untuk di gunakan
pada PLTP yang mempunyai kandungan gas-gas yang besar, karena efisiensi steam
ejektor menjadi rendah. Pada suatu pembangkit listrik tenaga panas bumi tekanan
kerja sumur semakin lama semakin menurun, sehingga energi akan menjadi rendah
pula, begitu pula tekanan di kondensor akan semakin rendah karena melemahnya
tekanan uap steam ejector. Dengan menurunkan steam ejector 1
tingkat maka Mitshubisi berhasil membuat ejector dengan
tekanan uap hanya 2-4 kg/cm2 dengan hasil tekanan hampa di
kondensor 100-200 mmHg abs.apabila dibutuhkan hampa yang lebih tinggi dapat
dgunakan untuk sistem ejektor tingkat II.
Dalam hal ini PLTP kamojang mempergunakan 2 tingkat
maka dibutuhkan interkondenser yang di maksudkan untuk memperkecil kebutuhan
uap bagi steam ejector tingkat II, juga dibutuhkan after
condensor untuk mengurangi suara bising.
3.
Sistem Pendinginan
Sistem pendingin di sini meliputi sistem pendingin
utama dan sistem pendingin pembantu,
A.Sistem
pendingin utama (Main Cooling Water System)
Sistem pendingin utama terdiri dari condenser, cooling-water-pump(CWP)
dan cooling tower. Sistem ini mempertahan vakum, dengan cara
mengkondensasikan uap bekas turbin dengan air dingin juga mendinginkannon-condnesable
gas di kondensor oleh ejektor tingkat satu dan dua.
B.
Kondensor (condensor)
Kondensor adalah alat untuk mengkondensasikan uap
bekas dari turbin dengan kondisi yang hampa. Jenis kondensor yang dipakai
adalah jenis kondensor kontak langsung, artinya uap bekas bersentuhan lansung
dengan air sebagai media kondensasi. Campuran air kondensat dengan air suhu 490 C
yang merupakan hasil kondensasi di pompa ke menara pendingin melalui pipa dan
katup kontrol serta nozzle sprayer. Pada kondisi normal, tekanan
dalam kondensor adalah 0,133 bar abs dan kebutuhan air pendingin adalah 11.800
m3/jam.
Air pedingin di semprotkan langsung pada uap bekas di
turbin, dan pada gas-gas dalam kondensor yang vakum, uap akan terkondensasi dan
di keluarkan kondensor bersama-sama dengan air pendinginnya. Non
condensable gasdikeluarkan dari kondensor melalui ejektor yang di kerjakan
oleh uap. Pada keadaan operasi normal, perbedaan tekanan antara basin menara
pendingin dengan vakum di kondensor cukup besar untuk untuk mengalirkan air
pendingin dari basin cooling tower menuju kondensor tanpa
pompa-pompa. Terlalu tinggi level akan mengganggu sistem spray pada noozle,
terlalu rendah akan mengganggu kinerja CWP.
Pada saat turbin dan ejektor di matikan, tekanan di
dalam kondensor kembali pada tekanan atmosfer. Cooling water startup
valve, adalah katup pneumatic yang dapat di buka dari tombol tekan TCP.
Pada saat start bila perbedaan tekanan pada basin dan kondensor tidak cukup
besar menekan air di nosel-nosel, maka start valve ini akan di
buka scara manual dari TCP supaya air tidak melalui nosel.dengan adanya cara
tersebut pompa utama dapat di start sebelum vakum terjadi dan air akan mengalir
melalui pipa air. Start up ini juga berfungsi secara otomatis dan katup di
kontrol lewat level kontroler yang secara otomatis juga dapat membuka katup
supaya aliran bertambah ke dalam kondensor, bila level kondensor terlalu
rendah. Tapi dalam keadaan normal operasi katup tidak terbuka, karena bila
terbuka air tidak melalui kondenser spray sistem, dan akibat yang terjadi
pengaruh air pendingin yang seharusnya ada pada kondensor akan berkurang
sekali. Pada saat CWP berhenti/stop, start-valve akan
tertutup, air pendingin akan masuk kedalam kondensor melalui CWvalve.
Katup ini akan terbuka bila tombol on pada cooling water di
TCP di operasikan dan katup akan tertutup secara otomatis saat CWP stop atau
saat level air di kondensor mencapai level paling tinggi. Pada saat operasi
normal tercapai setelah turbin start, level air kondensor di pertahankan secara
otomatis oleh “cooling water pump discarge valve” yang akan
mengatur jumlah air yang akan di keluarkan dari kondensor melalui pompa
tersebut, katup-katup ini dapat diset secara otomatis oleh tombol on (reset)
pada TCP. Kemudian katup-katup akan terbuka dan menutup secara otomatis
(oleh condenser level transmitter) agar level air pada kondensor
berada dalam kondisi yang benar. Katup vacuum breaker di
pasang untuk meniadakan vakum secara otomatis bila level air di kondensor
mencapai level yang tinggi sekali. Katup-katup ini diswitch secara
otomatis melalui saklar pengatur di TCP. Katup ini dapat di tutup dan di buka
secara manual pada saklar yang sama seperti tersebut di atas.
Pada saat posisi otomatis, vacuum breaker akan
terbuka secara otomatis bila turbin trip atau pada saat level air di kondensor
tinggi sekali. Air pendingin untuk gas masuk melalui “gas cooling valve”
yang di opeasikan secara pneumatic, yang akan membuka dan menutup setelah
mendapat sinyal yang sama seperti pada cooling-water valve.
C.
Pompa air pendingin utama (Main Cooling Water Pump)
Main Cooling Water Pump (MCWP) atau pompa air
pendingin utama adalah suatu pompa air sentrifugal dengan konstruksi vertikal
yang dilengkapi dengan mangkok besar (can) sebagai penampung air yang
akan dihisap pompa diatur oleh katup pengatur yang di setting dengan pengatur
pembukaan air di dalam kondensor. Pada saat unit beroperasi normal sekitar
12.500 m3/jam air dengan temperatur 470C di alirkan dari
kondensor menara pendingin bagian atas dengan dua buah pompa air pendingin
utama. Pompa-pompa tersebut diputar dengan motor listrik yang dapat
dikendalikan dari ruang kendali. Motor tersebut di lengkapi dengan alat
pengaman dimana motor tersebut akan stop (berhenti) apabila suhu bantalan pompa
panas, adanya getaran yang tinggi, pembukaan air dalam kondensor amat rendah
dan tegangan listrik motor rendah.
Dua pompa sentrifugal air pendingin tipe can
dipergunakan untuk mengalirkan air pendingin dari kondensor menuju cooling
water. Pompa tersebut di start dan di stop switch di TCP
(control panel), pompa-pompa tersebut membutuhkan air pendingin untuk preparat
porosnya. Saat pompa CWP di start sebuah solenoid valve secara
otomatis akan memasukkan air dariprimary intercooler ke
perapat-perapat.
Bila pompa CWP telah beroperasi, solenoid
valve akan menutup dan air yang keluar dari dari pompa sebagian kecil
akan di gunakan untuk perapat, flow switch akan mendeteksi
aliran-aliran rendah (insufficient), secara otomatis pompa akan
berhenti.
Pompa ini harus selalu ada aliran air yang melalui
bila sedang beroperasi. Untuk memastikan di pasangkan sebuah recirculating
valve. Katup-katup ini akan selalu dalam posisi terbuka kecuali katup-katup
buang CWP sudah pada posisi terbuka. Oleh karena aliran sirkulasi selalu di
pertahankan pada saat pompa sedang beroperasi, kedua motor pompa interlock dengan
alat pengaman yang mendeteksi suhu bantalan tinggi, getaran, getaran yang
berlebihan, gangguan listrik pada motor atau tegangan terlau rendah, dan level
air kondenser yang terlalu rendah dan bila ada sinyal dari salah satu alat
pengaman tersebut, maka motor pompa akan berhenti. Tombol tekan lokal
(setempat) di dekat motor dipergunakan untuk menghentikan pompa bila keadaan
darurat.
D.
Menara Pendingin (Cooling Tower)
Konstruksi bangunan cooling tower yang
digunakan terbuat dari kayu merah (red wood) yang telah di awetkan
dengan CDA (copper dichidromate arsenic), sedangkan untuk ventstock (menara)
nya terbuat dari PVC (poly vinil chloride).
Cooling tower ini
di lengkapi dengan kipas isap paksa yang berfungsi untuk membantu proses pendinginan
air kondensat yang mempunyai temperatur kurang lebih 490C, kemudian
diturunkan menjadi kurang lebih 270C. Air hasil pendinginan dipakai
untuk pendinginan uap bekas.
Generator
Generator adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk
mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Sistem penguatan generator
dapat berupa sistem penguatan sediri maupun sistem penguatan terpisah.
Generator itu sendiri terdiri dari 2 kumparan utama,
yaitu kumparan rotor dan kumparan stator. Kumparan rotor berfungsi untuk untuk
membangkitkan medan magnet setelah diberi arus penguat dari main exciter.
Kumparan stator akan menimbulkan tegangan yang bermanfaat sebagai sumber
listrik bila kumparan rator yang bermuatan medan magnet terbuka berputar.
Sistem pendinginan pada generator digunakan udara yang
disirkulasi oleh fan ke kumparan stator dan rotor. Udara yag dipakai untuk
sistem pendingin mempunyai temperatur kurang lebih 430C. Setelah
udara tersebut mendinginkan generator kemudian di alirkan ke radiator untuk
didinginkan kembali, sebagai media pendinginnya adalah air.
Tranformator
Transformator tenaga berfungsi untuk menaikkan (step-up)
dan menurunkan (step down) tegangan. Untuk mengurangi kerugian tegangan
pada transmisi, dalam hal ini kerugian tegangan tersebut bervariasi.
Tegangan output dari power plant yang akan di
transmisi melalui jarak yang jauh harus di naikkan dahulu melalui
transformator step-up. Dengan demikian pada daya yang konstan,
tegangan di naikkan maka arus akan menjadi kecil, dalam hal ini dapat
memperkecil kerugian tegangan.
Perlengkapan Transformator
A. Bushing
transformator
Suatu tranformator tegangan tinggi harus
diberi alat untuk mencegah timbulnya flash-over. Bushing dipakai
untuk mengamankan flash-overtersebut dalam hal ini dipergunakan
berupa peralatan porselen isolator dengan kualitas yang baik, dengan penghantar
di tengahnya. Porselen tersebut harus bebas dari lubang-lubang kecil dalam hal
ini lubang-lubang yang akan menyebabkan awal terjadinya kerusakan pada
isolator.
B. Thermometer
Trap
Thermometer trap terdiri dari beberapa
bagian yaitu :
a) Stick
thermometer
Stick thermometer di rencanakan untuk pemasangan tak langsung yang
dipindahkan bila minyak di tabung berubah.
b) Dial
Thermometer
c) Resistance
Remote Thermometer
Untuk mengukur suhu minyak trafo atau suhu
belitan melaluiswitchboard.
d) Thermal
Relay
Dipakai untuk
menunjukkan suhu belitan maksimum atau suhu minyak trafo dan untuk melengkapi
operasi pengaman dari trip, alarm, dan lain-lain. Alat ini sebagaimana kontrol
otomatis dari peralatan trafo.
di mana ya link downloadnya ?
BalasHapusThe most enduring symbol of the Norse - titanium arts
BalasHapus› tj-metal-arts › tj-metal-arts The most enduring symbol of the หาเงินออนไลน์ Norse - titanium arts febcasino.com · The casinosites.one most enduring 출장안마 symbol of the Norse - titanium arts · The most enduring symbol of the titanium ring Norse - titanium arts.