Koreksi Faktor Daya
Ketika
muncul kebutuhan untuk mengoreksi faktor daya buruk dalam sistem tenaga
listrik, kita mungkin tidak memiliki kemapanan untuk mengetahui persis berapa
beban induktansi dari panel distribusi listrik kita dalam satuan henri yang
digunakan sebagai bahan perhitungan. Kita mungkin cukup beruntung jika memiliki
alat yang disebut sebagai faktor daya meter untuk menunjukkan kepada kita
berapa faktor daya yang terukur, data ukur pada alat ini berkisar diantara 0
dan 1. Daya semu (apparent power) dapat diketahui dengan cara mengukur
tegangan dengan sebuah voltmeter dan hasilnya dikalikan dengan arus hasil
pengukuran dengan sebuah ammeter.
Dalam keadaan tertentu kita mungkin harus menggunakan sebuah osiloskop untuk membandingkan bentuk gelombang tegangan dan arus, mengukur derajat pergeseran phasa dan menghitung faktor daya dengan kosinus dari pergeseran phasa itu.
Dalam keadaan tertentu kita mungkin harus menggunakan sebuah osiloskop untuk membandingkan bentuk gelombang tegangan dan arus, mengukur derajat pergeseran phasa dan menghitung faktor daya dengan kosinus dari pergeseran phasa itu.
Kemungkinan besar, kita mengakses alat pengukur watt untuk mengukur daya
aktif, dan membandingkannya dengan perhitungan daya semu dari total perkalian
tegangan dan arus hasil pengukuran. Dari nilai-nilai daya aktif dan daya semu,
kita dapat menentukan daya reaktif dan faktor daya yang kita punya saat itu.
Sebagai bahan acuan, mari kita mengerjakan satu contoh masalah untuk mengetahui
bagaimana cara kerjan pengukuran factor daya praktis, seperti diperlihatkan
oleh gambar Gbr.1 di bawah ini:
S = I E
S = 10 A x 220 V
S = 2,2 kVA
Pertama, kita perlu
menghitung daya semu dalam kVA. Kita dapat melakukan ini dengan mengalikan
tegangan dengan arus beban seperti diatas (Wattmeter membaca daya aktif, hasil
dari pembacaan voltmeter dan ammeter menghasilkan daya semu).
Power Faktor = P/S
Power Faktor = 15 kW/2,2 kVA
Power Faktor = 0,682
Seperti yang kita lihat, 2,2 kVA adalah besaran yang jauh lebih
besar dari 1,5 kW, yang mengatakan kepada kita bahwa faktor daya di sirkuit ini
agak miskin (secara substansial kurang dari 1). Sekarang kita cari faktor daya
beban ini dengan membagi daya aktif dengan daya semu :
Dengan menggunakan nilai ini untuk faktor daya, kita dapat membuat
segitiga daya seperti gambar Gb.2 dalam menentukan daya reaktif dari beban
rangkaian tersebut.
Untuk menentukan hal yang belum diketahui (daya reaktif) dari besaran
segitiga, kita dapat menggunakan Teorema Pythagoras, mengingat panjang sisi
miring (daya semu) dan panjang sisi yang berdekatan (true power) maka:
Jika beban adalah motor listrik atau mesin industry arus
bolak-balik lainnya, ia akan memiliki faktor daya tertinggal (induktif), yang
artinya bahwa kita harus mengkoreksinya dengan ukuran kapasitor yang sesuai dan
merangkainya secara paralel. Sekarang kita ketahui besar daya reaktif (1,61
kVAR) dan kita dapat menghitung ukuran kapasitor yang diperlukan untuk melawan
dampak dari faktor daya yang tertinggal tersebut dengan cara menurunkannya
dalam persamaan sebagai berikut :
Jika pembulatan jawaban diambil ke bawah maka ukuran kapasitor menjadi 105 µF atau dapat juga disesuaikan dengan besar kapasitas kapasitor yang banyak beredar dipasaran dengan catatan tidak lebih besar dari perhitungan. Setelah perhitungan kapasitor kita dapat maka kapasitor tersebut kita tempatkan kedalam rangkaian dan menghitung hasilnya seperti pada gambar Gbr.3 di bawah ini.
Sebuah kapasitor 105 µF akan memiliki reaktansi kapasitif sebesar 30,303 Ω, memberikan arus 7,26 Ampere yang menghasilkan sebuah kesesuaian daya reaktif 1,597 kVAR untuk kapasitor saja. Arus kapasitor berbeda phasa 180o dari arus beban induktif, maka daya reaktif kapasitif akan langsung mengurangi daya reaktif induktif beban tersebut, sehingga mengakibatkan:
Jika pembulatan jawaban diambil ke bawah maka ukuran kapasitor menjadi 105 µF atau dapat juga disesuaikan dengan besar kapasitas kapasitor yang banyak beredar dipasaran dengan catatan tidak lebih besar dari perhitungan. Setelah perhitungan kapasitor kita dapat maka kapasitor tersebut kita tempatkan kedalam rangkaian dan menghitung hasilnya seperti pada gambar Gbr.3 di bawah ini.
Sebuah kapasitor 105 µF akan memiliki reaktansi kapasitif sebesar 30,303 Ω, memberikan arus 7,26 Ampere yang menghasilkan sebuah kesesuaian daya reaktif 1,597 kVAR untuk kapasitor saja. Arus kapasitor berbeda phasa 180o dari arus beban induktif, maka daya reaktif kapasitif akan langsung mengurangi daya reaktif induktif beban tersebut, sehingga mengakibatkan:
Inducktif kVAR – Kapasitif kVAR = Total kVAR,
1,610 kVAR – 1,597 kVAR = 13 VAR
1,610 kVAR – 1,597 kVAR = 13 VAR
Koreksi ini, tentu saja tidak akan mengubah jumlah sebenarnya dari
daya yang dikonsumsi oleh beban tapi akan menghasilkan pengurangan terhadap
daya semu dan arus total secara substansial yang diambil dari sumber 220 Volt
lihat gambar Gbr.4 di bawah ini.
Daya semu setelah kapasitor koreksi dapat ditemukan dari
nilai-nilai daya yang aktif dan nilai-nilai daya reaktif, dengan menggunakan
bentuk standar dari Teorema Pythagoras juga:
Hal ini memberikan koreksi faktor daya (1.5kW / 1,500056 kVA) atau
0,99996 dan arus total yang baru (1,50009 kVA / 220 Volts) atau 6,818 A,
terjadi perbaikan besar atas nilai arus beban yang sebelumnya adalah sebesar 10
A sebelum kapasitor dikoreksi. Arus total yang lebih rendah ini mengindikasikan
bahwa berkurangnya kerugian akibat panas dalam rangkaian kabel, yang berarti
efisiensi sistem menjadi lebih besar dan lebih sedikit daya yang
terbuang(terhambur).
phi Faktor daya buruk di sirkuit arus bolak balik dapat dikoreksi ke
suatu nilai yang mendekati 1(satu) dengan menambahkan komponen reaktansi
kapasitif yang sesuai dan dipasang secara paralel sehingga menimbulkan efek
perlawanan terhadap reaktansi induktif yang selanjutnya mengakibatkan perbaikan
pada faktor daya (pf, cos).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar